Selasa, 24 Juni 2014

Asal Usul Kota Putussibau



BAB II
ASAL MULA KOTA PUTUSSIBAU
Dan
KEBUDAYAAN DAYAK TAMAN

A.  Folklore Asal Mula Kota Putussibau
1.    Pengertian Folklore
Upaya yang ditempuh oleh para ahli dalam mencari dan menemukan jejak-jejak sejarah masa lampau adalah melalui folklore (Wayan Badrika  2004 : 87).Folklore adalah tradisi kolektif sebuah bangsa yang disebarkan dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat, sehingga tetap berkesinambungan dari generasi ke generasi (Dananjaya dalam Purwadi 2009 : 1).
Folklore meliputi dongeng, cerita, hikayat, kepahlawanan, adat-istiadat, lagu, tata cara, kesusastraan, kesenian dan busana daerah. Masing-masing merupakan milik masyarakat tradisional secara kolektif. Perkembangan folklore mengutamakan jalur lisan, dari waktu ke waktu bersifat inovatif atau jarang mengalami perubahan (Purwadi 2009 : 1-2).
2.    Ciri Pengenal Folklore
Adapun ciri-ciri folklore menurut Slamet (2011: 39)adalah sebagai berikut :
a.    Diwariskan kepada generasi muda secara lisan.
b.    Bersifat tradisional dan relatif tetap.
c.    Bersifat anonim.
d.   Memiliki bentuk yang sama.
e.    Menjadi milik bersama rakyat.
f.     Ada dalam versi berbeda-beda.
g.    Mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama suatu kolektif.
h.    Pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.
i.      Bersifat polos dan lugu sehingga seringkali kelihatan kasar dan spontan.
Folklore dibagi menjadi tiga yaitu :
a.    Folklore lisan.
Folklore lisan adalah folklore yang diciptakan, disebarluaskan dan diwariskan secara lisan, seperti puisi rakyat, bahasa rakyat, dan cerita rakyat.
b.    Folklore sebagai lisan.
Folklore sebagai lisan adalah campuran antara unsur lisan dan non lisan. Seperti kepercayaan rakyat, permainan tradisional, teater rakyat, pesta rakyat dan tarian rakyat.
c.    Folklore non lisan.
Folklore non lisan adalah folklore yang diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan tidak secara lisan dan tertulis tetapi melalui bentuk benda-benda hasil kebudayaan manusia. Bentuk-bentuknya yaitu berupa arsitektur tradisional, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan (Slamet 2011  : 39-42).
3.    Folklore Pada Sejarah Kota Putussibau
a.      Sejarah Kota Putussibau
Bukit-bukit menjulang tinggi, burung-burung berkicau hinggap di ranting pepohonan,  ikan-ikan menari-nari di jernihnya air. Sungai dan anak sungai yang meliuk-liuk bagai ular di tepi dan tengah hutan, gedung dan rumah-rumah dari papan berjejer. Setiap pagi bau embun dan udara yang masih segar terasa menyejukan paru-paru. Kesibukan orang-orang di kota ini tidak berbeda dengan kota-kota lain. Kota yang terletak di hulu kapuas ini adalah kota Putussibau, kota yang terkenal dengan penanggaran ikan arwana yang sering disebut masyarakat Putussibau ikan silok.
Berdasarkan landasan historis, pemerintah Kabuaten Kapuas Hulu mengadakan Seminar yang membahas ”Hari Jadi Kota Putussibau” pada tanggal 14-15 Februari 2005 di Putussibau. Hasil seminar tersebut menjadi dasar keluarnya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Penetapan Hari Jadi Kota Putussibau. Kota Putussibau berdiri pada tanggal 1 Juni 1895, sewaktu pemerintah kolonial Hindia Belanda
. Pada mulanya, penduduk yang mendiami Kota Putussibau adalah orang-orang Dayak Kantu’ dan Dayak Taman. Masyarakat Dayak Kantu’ berasal dari daerah Sanggau yang bermigrasi ke arah timur dan menetap di sebelah selatan Kota Putussibau, sedangkan orang-orang Dayak Taman tinggal menyebar di Kota Putussibau. Orang-orang yang beragama Islam di Kota Putussibau berasal dari suku Dayak Taman dan Dayak Kayan yang memeluk agama Islam”
Kota Putussibau memiliki banyak kekayaan alam baik flora maupun fauna. Di hutan-hutan putussibau banyak ditemukan berbagai jenis anggrek, di kota ini juga banyak terdapat pohon karet yang menjadi sumber mata pencaharian penduduk selain mencari ikan di Sungai Kapuas. Meskipun demikian Kota Putussibau juga mempunyai asal-usul mengapa  dinamakan  Putussibau.
Nama kota Putussibau memiliki sejarah, mengapa dinamakan Putussibau? Tahukah anda? Nama Putussibau menurut cerita  berasal dari gabungan kata “Putus” dan “Sibau”. Kata “Putus” yang dimaksud di sini adalah “memutus” dan kata “Sibau” sendiri berasal dari nama salah satu sungai yang melewati Kota Putussibau. Dinamakan Sungai Sibau karena daerah di kiri kanan yang dilalui Sungai Sibau banyak terdapat pohon/kayu Sibau yang buahnya seperti buah rambutan. Daun dari pohon/kayu sibau bisa digunakan sebagai bahan membuat tikar. Selain Sungai Sibau, Kota Putussibau juga dialiri oleh Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia.
Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu sendiri dinamakan demikian karena di kabupaten inilah yang menjadi hulu Sungai Kapuas. Sungai Kapuas yang melewati Kota Putussibau telah memutus aliran Sungai Sibau yang membelah Kota Putussibau sehingga dikatakan Putussibau.
Menurut cerita rakyat lainnya, bahwa munculnya nama Putussibau berasal dari nama “Sibau” yang merupakan jenis pohon/kayu Sibau. Pohon Sibau sendiri mempunyai buah yang bentuknya seperti buah rambutan. Biasanya buahnya akan berasa asam kalau rambut buahnya pendek-pendek dan berasa manis kalau rambut buahnya panjang-panjang. Daun pohon Sibau biasa digunakan sebagai bahan pewarna merah pada tikar. Dahulu kala ada pohon Sibau yang tumbuh besar ditepi sungai, pohon Sibau tersebut tumbang ke sungai sehingga menghalangi aliran Sungai Sibau dan dari peristiwa itulah masyarakat menamai daerah itu dengan nama Putussibau.
Putussibau pada masa sekarang merupakan ibukota Kabupaten Kapuas Hulu yang berada di wilayah Propinsi Kalimantan Barat. Keberadaan Kota Putussibau tidak terlepas dari adanya pemerintahan tradisional sejak zaman dahulu hingga pemerintahan modern sesudah masuknya bangsa Belanda dalam bentuk pemerintahan Kolonial Belanda.
Putussibau sendiri merupakan satu nama daerah atau tempat di antara beberapa nama daerah yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Di antara nama-nama daerah selain kota Putussibau yang ada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang sejak zaman dahulu telah ada ialah Embaloh, Kalis, Suhaid, Selimbau, Silat, Bunut dan lain-lainnya. Nama-nama daerah tersebut zaman dahulunya merupakan nama-nama kerajaan yang ada di wilayah Kapuas Hulu.
Pada perkembangannya daerah-daerah tersebut di atas menjadi wilayah-wilayah kecamatan yang menjadi bagian dari Kabupaten Kapuas Hulu. Kota Putussibau sendiri terbagi menjadi satu wilayah Kecamatan yaitu Putussibau Utara dan lima belas Desa/Kelurahan. Ketika menyusuri kota yang berada di hulu Kapuas ini, anda bisa berkunjung ke sebuah danau yang bernama Danau Sentarum, anda juga bisa menikmati makanan khas daerah Putussibau yaitu kerupuk basah.





b.      Cerita Asal Mula Kota Putussibau
Salah satu folklore yang paling banyak wujudnya ialah cerita prosa rakyat atau lebih dikenal dengan “Cerita Rakyat”.
Berikut ini adalah sebuah cerita rakyat yang cukup terkenal di daerah kabupaten Kapuas Hulu kalimantan barat, yakni yang dikenal dengan nama asal mula Putussibau.
Putussibau adalah sebuah kecamatan diKabupaten Kapuas Hulu,Kalimantan Barat,Indonesia. Putussibau,yang sekaligus sebagai ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu,dapat ditempuh lewat transportasi Sungai Kapuas sejauh 846 km dan lewat jalan darat sejauh 814km dari Pontianak ,ibu kota Kalimantan Barat.Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu Daerah Tingkat II di propinsi Kalimantan Barat. Memiliki luas wilayah 29.842 km²,dan berpenduduk 186.318 jiwa (2002).Kota ini terletak di huluSungai Kapuasyang memiliki panjang 1,143 kilometer,dan56 persen dari luas wilayah kabupaten ini adalah kawasan konservasi dalam bentuk taman nasional dan hutan lindung.(Coordinates: 0°51'58"N 112°55'28"E)Kota Putussibau berdiri pada tanggal 1 Juni 1895,sewaktu pemerintah kolonial Hindia Belanda menempatkan seorang Controleur  di wilayah Boven Kapuas bernama L.C.Westenemk (1895-1897) yang berkedudukan di Putussibau.Wilayah Boven Kapuas sendiri merupakan salah satu onderafdeeling dari Residen Sintang.
Berdasarkan landasan historis, pemerintah Kabuaten Kapuas Hulu mengadakan Seminar yang membahas Berdasarkan landasan historis, pemerintah Kabuaten Kapuas Hulu mengadakan Seminar yang membahas ”Hari Jadi Kota Putussibau” pada tanggal 14-15 Februari 2005 di Putussibau. Hasil seminar tersebut menjadi dasar keluarnya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Penetapan Hari Jadi Kota Putussibau.
Pada mulanya, penduduk yang mendiami Kota Putussibau adalah orang-orang Dayak Kantu’ dan Dayak Taman. Masyarakat Dayak Kantu’ berasal dari daerah Sanggau yang bermigrasi ke arah timur dan menetap di sebelah selatan Kota Putussibau, sedangkan orang-orang Dayak Taman tinggal menyebar di Kota Putussibau. Orang-orang yang beragama Islam di Kota Putussibau berasal dari suku Dayak Taman dan Dayak Kayan yang memeluk agama Islam.   
1). Asal Mula Kata Putussibau 
      Nama Putussibau menurut cerita rakyat yang berkembang di Kota Putussibau berasal dari gabungan kata “putus” (memutus atau memotong) dan ‘Sibau” (nama sungai yang membelah kota Putussibau). Sungai Sibau dinamakan demikia karena daerah di kiri kanan yang dilalui sungai Subau banyak terdapat pohon/kayu Sibau yang buahnya seperti buah rambutan. Selain Sungai Sibau, Kota Putusibau juga dialiri Sungai Kapuas yang merupaan sungai terpanjang di Indonesia.           
            Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu sendiri dinamakan demikian karena di kabupaten inilah yang menjadi hulu Sungai Kapuas. Sungai Kapuas yang melewati Kota Putussibau telah memutus aliran Sungai Sibau yang membelah Kota Putussibau sehingga dikatakan Putussibau.       Menurut versi cerita rakyat lainnya, bahwa munculnya nama Putussibau berasal dari kata “Sibau” yang merupakan jenis pohon/kayu Sibau yang buahnya seperti buah rambutan. Daun pohon ini dapat digunakan sebagai bahan pewarna pada tikar. Diceritakan dahulu kala ada pohon Sibau yang tumbuh besar ditepi sungai. Pohon Sibau tersebut tumbang menghalangi aliran sungai, dan dari peristiwa itulah masyarakat menamakan daerah itu dengan nama putussibau.        
2). Asal Mula Penduduk Putussibau          
            Pada mulanya penduduk yang mendiami Kota Putussibau adalah orang Dayak Kantu’ dan Dayak Taman. Daya Kantu’ berasal dari daerah Sanggau yang berimigrasi ke timur. Orang-orang Dayak Kantu’ tinggal di sebelah selatan Kota Putussibau. Sedangkan orang Dayak Taman tinggal di daerah hilir di kampong Teluk Barat. Setelah berimigrasi ke Putussibau, banyak dayak Taman yang memeluk agama Islam. Selain dua suku tersebut, ada pula Suku Kayan yang menetap di daerah Kedamin. Suku Kayan ini juga banyak yang memeluk Islam.
            Sebelum kedatangan Bangsa Belanda, suu-suku Dayak ini membentuk pemerintahan tradisional sendiri yang mengatur wilayahnya masing-masing. Pada abad ke-19 Masehi mereka termasuk dalam wilayah kerajaan selimbau                   
3). Potesi Wisata dan Peninggalan Sejarah Di Kota Putussibau 
a).  Potensi Wisata    
            Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah tujuan wisata di propinsi Kalimantan Barat. Sungai Kapuas yang masih terpelihara alamnya, budaya dan kearifan tradisional masyarakat. Terdapat dua kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional yaitu Betung Kerihu dan Danau Sentarum. Potensi pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu selain ditunjang oleh bentang alam yang indah juga ditunjang oleh keunikan budaya yang ada.
            Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Dinas Pariwisata dan kebudayaan telah mengambil kebijakan dengan membagi empat wilayah yaitu: bagian Timur Kapuas Hulu, Barat , Utara, dan Selatan Kapuas Hulu.
Pembagian wilayah ini dimaksudkan untuk mempermudah pengembangan program pariwisata berkenaan dengan kelompok-elompok atraksi yang ada, sehingga pengembangannya dapat terkonsentrasi berdasarkan kelompok masing-masing wilayah tersebut.
  
b). Peninggalan Sejarah      
            Di Kota Putussibau terdapat peninggalan sejarah yaitu berupa Situs Neolitikum di Nanga Balang, Kecamatan Putussibau Selatan dan Rumah Mayat (Kulambu) Semangok II yang terletak di Kecamatan Putussibau Utara. Kedua peninggalan sejarah tersebut telah terdaftar sebagai benda cagar budaya.


B.     Asal Mula Daya Taman Dalam Cerita Rakyat
A.    Cerita Kejadian Manusia Pertama
Orang taman,sebagaimana juga orang daya lainnya sepanjang yang diketahui sampai kini tidak mempunyai tulisan sendiri dan baru mulai mengenal tulisan setelah adanya sekolah misi Katolik. Oleh karena itu, sejak dulu yang bersifat sejarah dan adat yang hidup disampaikan secara lisan dalam bentuk cerita dari generasi ke generasi berikutnya, dari kakek/ nenek kepada cucunya atau orang tua kepada anak – anaknya. Dalam cerita rakyat yang diketahui oleh pada umumnya orang Taman di ceritakan bahwa setelah Alaatala’ menciptakan (manyunyua) langit dan bumi serta berbagai isinya, Alaatala menungaskan memberi kuasa pada Sampulo untuk membuat manusia sesuai dengan gambaran  diri pribadi Sampulo dan mengajar manusia tentang hidup. Menurut orang taman, Alaatala itu panyunyua, artinya hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi seketika tanpa bahan dan alat. Dia berupa roh kekal dan dianggap sebagai sumber keselamatan bagi manusia. Tidak ada persembahan terhadapnya, kecuali doa untuk meminta agar hidup hidup selamat, terhindar dari penyakit dan marabahaya, juga merupakan tingkatan akhir dan tertingi ketika manusia memohon keselamatan. Persemabahan sesajen dilakukan, misalnya terhadap roh – roh halus yang dianggap sebagai dewa – dewi dan leluhur saja, bukan terhadap Alaatala. Kepercayaan terhadap Alaatala ini menurut orang taman sudah ada jauh sebelum kedatangan agama Hindu, Budha, Islam, Katolik dan Protestan.
Sebelum Sampulo melaksanakan tugas ia merasa perlu mempunyai teman untuk membantunya. Unutk itu, dia menoreh sedikit tangannya hingga berdarah. Darah itu dikibas dari tangannya dan seketika itu juga muncul seorang laki – laki yang tampan bernama Kunyanyik yang di anggap sebagai suami dari Sampulo. Orang taman biasanya menyebut piang Sampulo dan bai Kunyanyik. Sampulo turun kebumi di suatu taman yang sangat indah penuh dengan berbagai macam bunga dan pohon buah – buahan. Di taman itulah sampulo bersama suaminya membuat manusia pertama berpasangan, yaitu seorang laki – laki dan perempuan. Di sekitar taman itu terdapat tanah subur dengan berbagai macam tumbuh – tumbuhan dan di situ juga hidup berbagai macam hewan. Mereka memilih tempat itu agar manusia pertama dan ketuturannya senang tinggal di daerah itu tidak kekurangan makanan. Untuk beberapa lamanya Sampulo dan Kunyanyik hidup bersama dengan pasangan manusia pertama untuk mengajar mereka tentang adat tio’, yaitu pengetahuan tentang bagaimana seharusnya hidup dijalani oleh manusia selama hidup dibumi dan setelah meninggal. Setelah itu Sampulo dan suaminya kembali ke langit lapisan delapan, tetapi mereka tidak pernah menyebut menyebut masing – masing dari lapisan langit tersebut. Yang masih mereka ingat hanya lapisan langit pertama sampai lapisan ketiga yaitu suan, suan selo , dan suan badulang. Tempat yang indah yang disebut dalam cerita ini adalah terletak di bagian hulu Sungai Kapuas sebelah kanan mudik dan di perkirakan antara Sungai Balang dan Riam Balunkaan ( riam ini dikenal juga dengan nama “ Riam Pampit Nasi” ). Ditempat inilah Sampulo dengan dibantu oleh suaminya melaksanakan tugas membuat pasangan manusia pertama itu.
Yang terakhir diajarkan oleh Sampulo dan suaminya adalah kehidupan kekal sumangat ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, tempat kebahagian abadi penuh suka cita dalam ruang yang indah gemerlapan. Kedua, tempat kesengsaraan abadi penuh pertengkaran dan perkelahian dalam ruang yang kotor.
Yang mengadili dan menempatkan sumangat seseorang yang telah meninggal dunia masuk ke salah satu tempat abadi itu adalah Iyangsuka makhluk ciptaan Alaatala yang bersifat roh berupa manusia. Menurut beberapa informan, terutama dari Baromas Jabang Balunus salah seorang tokoh daya, yang bersangkutan adalah Daya Taman bahwa berbagai tempat penting yang harus dilewati atau disinggahi oleh sumangat orang yang baru meninggal antara lain sebagai berikut.
a.      Tingkado’an sumangat tu mate, artinya tempat sumangat orang meninggal melompat dari perahunya kedaratan untuk memulai perjalanan menghadap Iyangsuka menuju tempat tinggal abadi.
b.      Kemudian sumangat harus menyeberangi danau kambugain dengan memakai peti mayat sebagai perahu.
c.       Setelah itu, sampai ditempat yang disebut Paembangembangan Pana’napisan.
d.      Selanjutnya, sampai di Batang Sapali sebuah gelondongan kayu (batang) yang melintangi jalan seperti ular dapat menegecil dan membesar.
e.       Dari situ sumangat pergi kebukit tilung dan mendaki sampai kepuncaknya.
f.        Setelah sampai ke puncak bukit Tilung menuju tempat Dom Sampung, yaitu suatu tempat yang gelap gulita (Dom = gelap, sampung = sementara).
g.      Kemudiaan menuju Pondo’an Bunga suatu taman yang penuh dengan berbagai jenis bunga yang indah dan harum baunya.
h.      Dari taman bung in i menuju tempat piang parukruk ulu, yaitu seorang nenek tua yang kerjanya setiap hari adalah menenam berbagai tanaman seperti tebu, keladi, ubu kayu, dan ubi rambat untuk memberi makan setiap Sumangat sebab di tempat ini sumangat sudah lapar dan haus.
i.        Setelah itu, sumangat menuju tempat piang parapak ku’kurak (parapak= orang menyiangi,ku’kurak = kura- kura), seorang nenek yang mau kerja keladang.   
j.        Dari parapak Ku’kurak pergi ketempat piang sinsiung amas seorang nenek yang mempunyai kebun buah – buahan tidak jauh dari rumahnya. Piang siung amas ini diberi kuasa oleh Alaatala untuk menyuruh sumangat meneruskan perjalanannya melalui jalan cabang kiri jalan kematian atau menyuruh sumangat kembali melaalui cabang jalan kehidupan seperti pada cerita percintaan Sulingbunyo dan Bungaelo ini.
k.       Sumangat  yang disuruh mengikuti jalan cabang kiri itu mula – mula sampai ke tempat Palelentean Uwe Sa, yaitu suatu titian dari seutas rotan (uwe).
l.        Akhirnya, sumangat sampai dirumah panjang soo tempat iyangsuka tinggal. Ditempat ini ramai oleh sumangat orang makan minum bersama, bergembira menyambut kedatangan sumangat orang yang baru meninggal.
m.    Benua So’soak dan Banua Ti’asu. Kedua tempat ini merupakan tujuan terakhir perjalanan sumangat dari orang meninggal.

B.     Asal Usul Orang Taman
Dalam cerita rakyat dikatakan bahwa dari keturunan Idi’ilangilangsuan dan Tinak ( yang dianggap nenek moyang umat manusia) yang sudah begitu banyak setelah sekian lama manusia hidup didunia ini terdapat di antaranya sepasang suami istri, yaitu Sapinangsalowe dan Indusia’ ini di anggap oleh orang Taman sebagai awal mula adanya orang Taman atau dengan kata lain nenek moyangorang Taman. Oleh karena itu, orang Taman menyebut mereka dengan sebutan kakek (bai’) dan nenek (piang). Mereka mempunyai delapan orang anak terdiri dari tujuh orang laki – laki dan satu orang perempuan. Keluarga ini termasuk yang selamat, karena membuat rakit ketika terjadi bencana alam berupa air bah yang menutupi permukaan bumi bahkan gunung – gunung tinggi juga tertutup air ( rabon aek ). Bai’ SapinangSalowe itu orang pintar tahu melihat pertanda alam. Disamping itu, ia diberi Alaatala kemampuan untuk meramal berbagai peristiwa penting yang akan terjadi. Oleh karena itu, sebelum air bah datang, ia sudah mengetahui bahwa akan terjadi air bah datang, ia sudah mengetahui akan terjadi iar bah dan ia sudah menyiapkan rakit besar sebelum terjadi air bah. Ia memberi tahukan pada orang bahwa kemungkinan dalam waktu dekat akan terjadi banjir besar dan mengajak untuk membuat rakit. Akan tetapi ia diejek dan dianggap melakukan perbuatan sia – sia saja. Ia tidak ambil peduli dengan pembicaraan orang – orang yang menggangapnya sebagai orang aneh, sebab ia yakin akan terjadi banjir besar yang menyusahkan manusia. Pada saat air bah datang, semua binatang peliharaannya, berbagai tanaman dan semua bahan makan sudah dinaikkan kedalam rakit dan mereka juga naik kedalam rakit menyelamatkan keluarga itu. Ketika air surut kembali, ternyata mereka tidak lagi berada ditempat mereka dulu pernah tinggal,karena selama air bah itu mereka terbawa oleh arus dan angin. Mereka dan rakit pada air surut kandas disuatu tempat yang sekarang ini disebut Sekadau.    Di daerah Sekadau tersebut ada sebuah anak sungai yang dinamakan Sungai Taman,anak sungai Kapuas. Dinamakan demikian untuk mengenang bahwa tempat itu adalah tempat dimana pertama orang Taman setelah air bah. Sapinangsalowe membuat perumahan di pinggir yang sekarang dinamakan sungai taman. Orang Taman dulu  memang pernah tinggal disekitar Sungai Tamandaerah sekadau, kemudian terdesak oleh pendatang orang melayu dan juga orang cina kepedalaman daerah Kapuas Hulu. Orang melayu datang untuk menyebar agama islam, berdagang dan bercocok tanam. Sedangkan orang Cina datang untuk berdagang dan bercocok tanam. Orang Melayu dan orang Cina berusaha untuk menguasai berbagai tempat yang potensial pertumbuhan ekonomi di sepanjang pantai dan pinggir sungai yang bertanah subur, tempat banyak barang tambang dan banyak ikan. Di beberapa daerah tempat orang Taman pernah bermukim masih terdapat peninggalan berupa bekas tiang rumah panjang dan pohon buaah – buahan. Misal didalam tanah Sula dalam wilayah Bika’masih terdapat peninggalan berupa tiang rumah panjang di tengah – tengah danau Sula untuk pertahanan dari serangan musuh. Bika’ terletak 17 km dari Putussibau melalui jalan darat. Menurut orang Taman nama Bika’ berasal dari sebutan orang Taman, yaitu baika’, artinya kakek kita. Sebutan itu untuk menunjuk bahwa dulu orang Taman pernah bertempat tinggal di daerah itu. Kemudian disebuah pulau kecil di nanga Sungai Sibau terdapat banyak pohon buah – buahan peninggalan orang Taman pada saat bertempat tinggal di daerah itu.
Kampung Banuasio, Sauwe, Samangkok, Malapi, Ingkoktambe, Sayut dan Uranguansa merupakan kampung tempat  tinggal menetap orang Taman sekarang ini. Kapan menetap tinggal dikampung itu tidak diketahui dengan pasti. Yang dapat diketahui adalah sebelum pemerintahan kolonial Belanda di daerah Kapuas Hulu, orang Taman yang lain, yang kemudian lebih sering disebut dengan ‘nama sungai’ mereka tinggal sebagai pengenal nama suku, tersebar di sepanjang Sungai Embaloh, Lauk, Palin, Leboyan, Mandai, Kalis, dan Paniung.
Kembali dengan cerita Sapinangsalowe, setelah membuat rumah, menanam berbagai tanaman dan menncarikan tempat ternak, kemudian bersama tujuh orang anak laki – laki merantau (manamowe) berkeliling dunia selama puluhan tahun. Dalam cerita dikatakan bahwa mereka meratau sampai ke pinggir langit (ka’kapi’suan). Dalam perjalanan mereka terlindung panas matahari dan hujan karena selalu di ikuti oleh Anaklalung (disebut juga dengan Lindap), yaitu sekelompok awan gelap yang berada tidak jaug dari kepala mereka. Setelah mereka memperoleh banyak barang seperti pakaian, perhiasan dan peralalatan rumah tangga barulah mereka kembali ke kampung. Kemudian semua barang hasul mereka merantau itu oleh Sapinangsalowe dibagikan kepada delapan anaknya. Anak perempuan satu – satunya bukan hanya mendapat barang tetapi juga mendapat Anaklalung untuk melindunginya dari panas dan hujan pada saat ia bekerja diladang. Hal itu membuatnya tambah rajin, ulet dalam bekerja dan tambah cantik sampai saat menjadi tua. Dengan demikian walaupun anak perempuan tidak pergi merantau seperti laki – laki, ia dapat membeli berbagai keperluan hidup dengan hasil ladang yang ia peroleh.
Dari sekian banyak harta yang sangat berharga, yaitu sebuah buku yang berisi ajaran adat hidup ( adat’tio) yang berasal daripiang Sampulo dan Bai Kunyanyik. Buku itu dibungkus dengan bagian ujung cawat yang dipakai Sapinangsalowe. Pada waktu ia berenang menjadi basah dan hancur seperti bubur. Ia berusaha untuk mengembalikan buku itu dengan menjemur buku itu,tetapi ketika buku yang sudah hancur itu mulai kering tiba – tiba bertiup angi kencang menerbangkan lembaran buku – buku yang tidak utuh lagi itu dan pada saat itu juga menjelma menjadi burung. Karena itu, orang Taman percaya bahwa ada burung yang dari arah terbang atau suara dianggap sebagai petunjuk baik dan buruk kepada manusia tentang hasil atau akibat dari suatu pekerjaan.
Cerita tentang Sapinangsalowe dan Indusia’ ini menunjukkan bahwa orang taman menyadari bahwa setiap suku bangsa memounyai sejarah masing – masing termasuk Taman sendiri. Pesan yang terkandung dalam cerita ini antara lain perlunya persiapan untuk menghadapi berbagai hal yang akan terjadi. Diperlukan sikap kecintaan tidak saja kepada diri sendiri, tetapi semua orang termasuk hewan dan tumbuh – tumbuhan sebagaimana dilakukan oleh Sapinangsalowe yang merantau (manamowe)  jauh bersama ketujuh anak laki – lakinya merupakan pengajaran bagi laki – laki orang Taman untuk juga pergi merantau.
Setelah orang tua kedelapan bersaudara itu meninggal, mereka kehilangan pemimpin dalam kehidupan bersama mereka. Ternyata delapan bersaudara itu , yaitu Tali adik beungsu mereka, mereka sanagt berambisi menjadi pemimpin sebagai pengganti orang tuanya. Sebagai adik bungsu, ia begitu disayangi oleh saudara – saudaranya yang sering mengalah untuk memenuhi keinginannya. Untuk mewujudkan ambisinya itu, ia mengajak saudara – saudaranya menuba ikan disebuah danau yang cukup  jauh dari rumah dari orang tua mereka tempat mereka tinggal. Tidak ada yang tidak setuju karena musim kemarau air danau dalam keadaan dangkal dan saat yang sanhggat tepat untuk menuba ikan. Sesampai mereka di danau mereka langsung menuba dan ikan nya sangat banyak sekali. Menjelang malam hari si bungsu mengajak saudara – saudarnya membuat pondok kecil untuk tempat mereka berlindung dimana hujan turun. Namun ajakan si bungsu di tertawakan oleh saudara – saudaranya sebab tidak ada sama sekali tanda – tanda hujan turun. Sambil bergurau mereka menunjuk ke langit biru bahwa langit biru itulah atap mereka,sambil terus mengumpulkan ikan. Ternyata si bungsu membuat pondok juga walaupun saudara – saudaranya memandang tidak perlu membuat pondok. Setelah pondok selesai bilamana hujan turun akan ada seseorang yang masuk kepondok tersebut berarti bersedia di pimpin oleh Tali. Karena tidak ada melihat tanda – tanda cuaca buruk dan si  bungsu juga tidak sungguh dengan apa yang dikatakannya dan semuanya menyetujui pernyataan itu. Saudara – saudaranya ini tidak mengira sama sekali bahwa Tali licik dan memang ingin menjadi pemimpin. Si bungsu merendam batu keramat (batu barani) peninggalan ayah mereka pada waktu hari mulai gelap tanpa setahu saudara – saudaranya. Batu keramat itu kalau direndam akan membuat cuaca menjadi sangat buruk. Tidak lama kemudian hujan lebat disertai angin kencang , petir dan guntur. Karena cuaca buruk dan hari pun sudah malam mereka tidak bisa kembali kerumah dan tidak dapat membuat pondok untuk tempat berlindung. Mula – mula mereka bertahan diluar karena mereka baru tahu bahwa tali benar – benar dengan peryataannya. Akan tetapi Tan sebagai saudara tertua mengajak dan berunding dengan saudara lainnya untuk masuk ke pondok Tali terutama kasihan terhadap saudaranya yang perempuan. Pulok tidak setuju dengan ajakan Tan karena persyaratan yang dibuat Tali itu di anggap tidak patut. Seharusnya dan yang di anggap patut sebagai pemimpin adalah Tan saudara tertua mereka. Oleh karena itu, ia tetap bertahan diluar di pinggir pondok . yang lima orang mengikuti saja ajakan Tan dan bergabung dengannya karena taat pada saudara tertua dan menggangapnya sebagai pemimpin. Akan tetapi dengan begitu mereka terjerat oleh pernyataan Tali dan dengan demikian Tali lalu menjadi pemimpin mereka semua, kecuali terhadap pulok. Pada malam itu juga Tali mengajak saudaranya menghitung bintang di langit di muali dari yang tertua berurutan. Mereka juga setuju dengan anggapan ini karena dianggap lucu dan menyenangkan. Sebelum itu Tali engambil batu keramat yang direndamnya dan seketika itu cuaca menjadi baik, bintang dilangit kelihatan sangat jelas. Mereka membuka sabagian atap pondok agar dapat melihat dengan jelas kelangit. Mereka menerima saja kekalahan dalam menghitung bintang, kecuali Tali karena pada saat gilirannya hari hampir subuh (anada uko) dan bintang yang masih terlihat masih sedikit. Mereka menerima saja kekalahan dengan maksud supya adik bungsu mereka senang, walaupun mereka tahu bahwa bintang banyak itu sudah tidak kelihatan lagi karena sudah mulai terang. Rupanya, kemenangan yang dihitung oleh Tali untuk memperkuatnya jadi pemimpin

           

1 komentar:

  1. http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/webseries-lost-in-jakarta-serunya.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/di-dunia-orang-indonesia-yang-paling.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/tak-disangka-ini-6-keuntungan.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/kurang-tidur-justru-menjauhkan-dari.html
    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - Skype : Vip_Domino
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM
    - No Hp : +855-8173-4523

    BalasHapus