Jumat, 13 Juni 2014

Contoh Makalah Jenis perilaku bermasalah



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Prilaku bermasalah adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian guru. Bukan semata- mata prilaku itu destruktif atau menganggu proses pembelajaran melainkan suatu bentuk prilaku agresif maupun pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam kerjasama dengan teman merupakan prilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar peserta didik, dan hal itu merupakan prilaku bermasalah. Guru hendaknya menyingkap jauh dibalik perilaku yang nampak, agar memiliki pemahaman tentang karakteristik perilaku murid yang sesungguhnya.
Murid SD merupakan individu yang khas, penghampiran terhadap masalah individu merupakan penanganan ynag berbeda. Teknik- teknik membantu murid bermasalah memberikan wawasan dalam memberikan bantuan terhadap murid bermasalah.
Pendekatan bimbingan perkembangan membawa implikasi bahwa penghampiran pada prilaku murid bermasalah dapat dilakukan dengan mengkaji masalah- masalah yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan murid.


B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Apa yang dimaksud dengan perilaku bermasalah?
2.         Apa saja jenis- jenis perilaku bermasalah?
3.         Apa bentuk- bentuk perilaku bermasalah?
4.         Bagaiman teknik membantu murid bermasalah?

C.      Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perilaku bermasalah.
2.         Untuk mengetahui apa saja jenis- jenis perilaku bermasalah.
3.         Untuk mengetahui apa saja bentuk- bentuk perilaku bermasalah.
4.         Untuk mengetahui bagaimana teknik membantu murid bermasalah.


BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Jenis Perilaku Bermasalah
Dalam pendekatan bimbingan perkembangan, guru dimungkinkan untuk memberikan layanan bimbingan, guru membantu seluruh murid. Namun sekali telah memberikan bantuan terhadap seluruh murid, ada saja murid yang berperilaku bermasalah.
Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “murid yang bermasalah” biasanyanya tampak di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Memahami perilaku bermasalah mengandung arti bahwa guru harus lebih sensitif terhadap interaksi antara berbagai kekuatan dan faktor di dalam lingkungan pesesrta didik dengan penampilan perilaku peserta didik disekolah.
Pada dasarnya setiap peserta didik memiliki masalah- masalah emosional dan penyesuaian sosial walaupun masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku bermasalah yang kronis. Kiranya kita dapat mengaatakan bahwa “peserta didik bermasalah” ialah seseorang yang memiliki masalah lebih banyak atau lebih mendalam yang menjadikan ia menderita karenanya.
Terhadap peserta didik yang menunjukkan perilaku bermasalah ini seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukum fisik. Cara lain atau pendekatan seperti ini seringkali tidak membawa hasil yang diharapkan karena perlakuan tersebut tidak didasarkan kepada pemahaman apa yang ada dibalik perilaku bermasalah, bagaimanapun, bukanlah tugas yang mudah dan seringkali diperlukan bantuan dari pakar dibidang pekerjan- pekerjaan psikologis (konselor dan ahli psikologis). Sekalipun demikian pemahaman terhadap perilaku bermasalah bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan guru.
Perilaku bermasalah adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perilaku itu mengganggu proses pembelajaran melainkan suatu bentuk perilaku agresif maupun pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerjasama dengan teman. Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “murid yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya.

B.       Bentuk- Bentuk Perilaku Bermasalah
 Salah satu kesulitan perilaku bermasalah adalah karena perilaku tersebut tampil dalam perilaku menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut “mekanisme pertahanan diri” yang disebabkan oleh karena peserta didik menghadapi kecemasan dan tidak mampu menghadapinya. Kecemasan pada dasarnya adalah bentuk ketegangan psikologis sebagai akibat dan ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan. Disebut “mekanisme pertahanan diri” karena dengan perilaku tersebut, individu dapat mempertahankan diri atau menghindar dari situasi yang menghindar dari situasi ketegangan.adapun bentuk- bentuk perilakunya yaitu sebagai berikut:
1.         Rasionalisasi
Mekanisme perilaku rasionalisasi ditunjukan dalam bentuk memberikan penjelasan atas perilaku yang dilakukan oleh individu, penjelasan yang tampak biasanya cukup logis dan rasional tetapi pada dasarnya apa yang didasarkan bukan merupakan penyebab nyata karna sebenarnya individu bermaksud menyembunyikan latar belakang perilakunya.

2.         Sikap Bermusuhan
Sikap ini tampak prilaku agresif menyerang, menganggu, bersaing, dan mengecam lingkungan.

3.         Menghukum Diri Sendiri
Perilaku ini tampak dalam wujud mencela diri sebagai penyebab utama kasalahan atau kegagalan. Perilaku ini terjadi karena individu cemas bahwa orang lain tidak akan menyukai dia sekiranya dia mengkritik orang lain. Orang seperti ini memiliki kebutuhan untuk diakui dan disukai yang amat kuat.

4.         Perilaku represi
Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, tekanan, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Individu berupaya melupakan hal-hal yang menimbulkan penderitaan hidupnya.


5.         Konformitas
Perilaku ini ditunjukkan dalam bentuk menyelamatkan diri dengan atau terhadap harapan-harapan orang lain. Dengan memenuhi harapan orang lain, maka dirinya akan terhindar dari kecemasan.  Orang seperti ini memiliki harapan sosial dan ketergantungan yang tinggi.

6.         Sinis
Perilaku sinis muncul dari ketidakberdayaan individu untuk berbuat atau berbicara dalam kelompok. Ketidakberdayaan ini membuat dirinya khawatir atas penilaian orang lain terhadap dirinya.

Semua perilaku diatas memiliki karakteristik menolak, memalsukan, atau mengacaukan kenyataan dan dilakukan tanpa menyadari latar belakang perilaku tersebut. Pola perilaku ini dipelajari, yang cenderung kepada pengurangan kecemasan dan bukan mmecahkan masalah yang menjadi dasar penyebab kecemasan itu.

C.      Teknik Membantu Murid Bermasalah
Bagi guru Sekolah Dasar yang berperan sebagai guru kelas sekaligus sebagai guru pembimbing, penanganan dan pencegahan perilaku bermasalah dapat ditempuh dengan mengembangkan kondisi pembelajaran yang dapat memeperbaiki kesehatan mental peserta didik.
Kepembimbingan guru dalam proses pembelajaran dinyatakan dalam upaya mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang sehat. Adapun caranya yaitu:
1.         Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok. Dalam hal ini guru dapat bekerja sama dengan konselor sekolah, jika disekolah tersebut sudah ada konselor (guru pembimbing).
2.         Memanfaatkan pendekatan- pendekatan kelompok dalam melakukan bimbingan. Guru dapat menggunakan metode- metode yang bervariasi yang memungkinkann peserta didik mengembangkan keterampilan kehidupan kelompok seperti sosiomerti, diskusi, dan bermain peran.
3.         Mengadakan konferensi khusus dengan melibatka para guru dan atau orang tua murid yang bertujuan menemukan alternative pemecahan bagi kasus.
4.         Menjadikan segi kesehatan mental sebagai salah satu segi evaluasi. Evaluaisi di sekolah seyogyanya tidak hanya menekankan kepada segi hasil belajar tetapi juga perlu memerhatikan perkembangan kepribadian peserta didik. Walaupun hasil evaluasi kepribadian itu tidak dijadikan faktor penentu keberhasilan peserta didik.i bagian terpadu dari bahan ajar yang harus disajikan guru.
5.         Menaruh kepedulian khusus terhadap faktor- faktor psikologis yang perlu dikembangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.



  

























BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan
Perilaku bermasalah merupakan suatu persoalan yang juga harus mendapat perhatian dari guru , perilaku bermasalah ini tidak hanya dapat menganggu dalam proses pembelajaran tetapi juga merupakan perilaku yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerjasama dengan teman dan merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar peserta didik. Sehingga guru harus memeperhatikan setiap peserta didiknya. Perilaku bermasalah ini umumnya timbul karena peserta didikmenghadapi kecemasan dan tidak mampu menghadapinya sehingga muncul perikalu yang berupa menolak, memalsukan, atau mengacaukan kenyataan. Peserta didik cenderung melakukan pengurangan kecemasan dan bukan memecahkan masalah yang menyebabkan munculnya kecemasan itu.

B.       Saran
Sebagai seorang guru haruslah lebih sensitif terhadap interaksi antara para peserta didik dan faktor dari dalam lingkungan peserta didik dengan perilaku pesera didik dikelas. Terhadap peserta didik yang berperilaku bermasalah guru harus terlebih dahulu memahami apa yang menjadi penyebab tearjadinya perilaku bermasalah tersebut, dan kemudian guru dapat mengembangkan kondisi pembelajaran yang dapat memperbaiki kesehatan mental peserta didik untuk mengatasi perilaku bermasalah yang dimiliki peserta didik.










DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo Kartadinata,dkk. 1998. Bimbingan Di Sekolah Dasar.Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar